PesisirBarat,korel.co.id — Berangkat dari gagasan Cendikia Muslim Aljazair itu, berdirilah Yayasan Warotsatul Anbiya (YWA) 12 Juni 2012 dengan Akte Notaris Rahma Diyanti, SH. MKn nomor 88 tanggal 25 Oktober 2012. Yayasan bervisikan terwujudnya basis gerakan moral, pendidikan, ekonomi dan sosial dalam menuju masyarakat dan peradaban Islam ini, memiliki program jangka Panjang 15 tahun (2012-2027).

Malik Bennabi (1905-1973) mengatakan bahwa ada tiga faktor utama dalam membangun sebuah peradaban : manusia, tanah, dan masa. Untuk mengolah tiga hal ini menjadi peradaban, membutuhkan katalisator bernama agama.

Salah satu program YWA, mendirikan Al-Maqwa Boarding School (AMBS). Sebagai langkah awal mewujudkan pesantren Al-Maqwa tersebut, maka YWA merintis lembaga pendidikan non-formal bernama Markaz Maqwa Krui yang bergerak dalam bidang Quran dan Bahasa Arab.

Tanggal 16 Juni 2019, YWA mendirikan Sekolah Tahfiz Balita (3-5 tahun) dan Anak (6-12 tahun) Markaz Maqwa Krui menggunakan metode Tabarak dari Mesir. Metode ini berawal dari pengalaman sebuah keluarga asal Mesir, Dr. Kamel el Laboody dan isterinya, Dr. Rasha Al-Jayyar dalam melahirkan tiga hafiz cilik termuda se-dunia: Tabarak, Yazid Tamamuddin, dan Zainah yang hafal Quran umur 4,5 tahun.

Metode Tabarak terdiri dari 7 level dan berusaha mencetak balita berumur 3 tahun dapat hafal Quran sebelum umur 7 tahun. Pembelajaran metode ini, berbeda dengan metode yang lainnya, sebab menggunakan multimedia, sehingga para peserta didik bisa belajar langsung kepada Syaikh Kamel el Laboody dan anak-anaknya.

Sekolah Tahfiz yang telah melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar selama 8 bulan (Januari-Agustus 2020) itu memiliki 49 santri, terdiri dari 3 kelas: kelas pagi balita (11 orang), kelas sore balita (13 orang) dan kelas sore anak (25 orang).

Kemaren Minggu, 6 Sept 2020 Markaz Maqwa Krui melaksanakan acara Wisuda dan Pembagian Raport. Dalam sambutan acara tersebut, Direktur Markaz Maqwa Krui Ustadz Udo Yamin Majdi menyampaikan bahwa hubungan Lembaga Pendidikan dengan orang tua seharusnya seperti hubungan Nabi Musa dan Khidir. “Orang tua yang telah menitipkan anaknya, harus percaya 100% kepada Markaz Maqwa Krui.
Ketika sudah menitipkan anak kepada kami, maka harus percaya penuh dengan kebijakan kami,”Kata Ustadz Udo.

Sambung Ustadz. “Yakinlah, niat kita sama, yaitu agar kita Bersama-sama masuk surge. Kuncinya ada dua, yaitu kesungguhan dan kesabaran. Di sinilah kita harus belajar dari kisah Nabi Musa dan Khidir.”Terangnya.

Hal yang senada disampaikan oleh Ketua Yayasan Warotsatul Anbiya Lampung, Syahrir. “Kesuksesan dalam mendidik anak membutuhkan sinergitas dan kolaborasi antara Yayasan sebagai penyelenggara, Markaz Maqwa Krui sebagai pengelola dan para orang tuanya tergabung di Komite Sekolah.”Ucapnya.

Wisuda dan Pembagian Raport itu dilakukan secara bergantian mulai dari Pembina Yayasan Furqan Balyan, Pengurus Yayasan Syahrir, direktur Markaz Maqwa Krui Ustadz Udo Yamin Majdi dan Komite Sekolah Fadli Ahmadi Idrus.

Acara yang dimulai dari pukul 07.30 sampai pukul 11.00 WIB dan diketuai oleh Mar’I Aditrengginas itu berjalan lancar dan sukses.(Ari)

Loading

Tinggalkan Balasan