
Jakarta , Korel.co.id — Pondok Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam asli Indonesia dan tentunya telah berabad-abad memberikan sumbangsih dan kontribusi nyata dalam memajukan pendidikan, dakwah dan social dan lainnya di Indonesia pada khususnya. Di Pondok Pesantren lah telah ditanamkan aqidah, keterampilan, wawasan, adab, karakter serta kepribadian yang luhur serta mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman.
Tepatnya hari ahad Minggu (22/10/2023) di Jakarta, Dalam rangka memperingati 100 Tahun Pondok Pesantren Gontor, Puluhan ribu alumni Pondok Pesantren Gontor melakukan jalan sehat berkumpul memadati Monas dan berkomitmen untuk tetap untuk merajut ukhuwah dan kebersamaan serta persatuan Indonesia, hadir pada acara tersebut Pimpinan Pondok Pesantren Gontor, KH.Hasan Abdullah Sahal, KH.Amal Fathullah Zarkasyi, Akrim Mariyat, Rektor UNIDA Hamid Fahmi Zarkasyi, Hidayat Nur Wahid, Din Syamsudin serta para tokoh alumni serta para guru senior ikut memeriahkan acara tersebut.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Panitia acara 100 Tahun Gontor Hamid Fahmy Zarkasyi yang juga Rektor UNIDA mengatakan acara ini bertajuk ‘Tajammu’, yang bermakna adalah berkumpul, dan ‘Darussalam’ berarti berdamai, beliau mengatakan bahwa hal itu menjadi visi 100 tahun Pondok Pesantren Gontor agar Indonesia selalu damai untuk persatuan.
Baca : Kapolda Lampung Bangga Bocah SD Berani Gagalkan Aksi Penjambretan Hingga Terluka

Sebelumnya ada ribuan atau bahkan jutaan santri dan alumni Pondok Pesantren Gontor melakukan sujud syukur secara luring maupun during pada 27 Septermber 2023. Acara Sujud Syukur ini dipusatkan di Balai Pertemuan dan Masjid Jami’ Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. dilanjutkan dengan khataman yang diikuti oleh seluruh santri, sebagai bentuk rasa syukur atas usia 100 tahun Pondok Pesantren Gontor. Sejumlah tamu undangan yang dijadwalkan hadir antara lain Wakil Rais ‘Aam PBNU & Ketum MUI KH Anwar Iskandar, Ketua PP Muhammadiyah Dr. K. H. Saad Ibrahim, M.A, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Qur’an (LPMQ) Abdul Aziz Sidqi dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, din Syamsudin dan para alumni serta undangan yang ikut hadir pada acara tersebut.
Hamid Fahmy Zarkasyi dalam sambutannya juga menyampaikan
bahwa, beberapa tahun yang lalu, Indonesia sempat terpecah belah, beliau berpesan, di tahun politik saat ini, seluruh umat Islam dapat memilih pemimpin yang terbaik. selain itu, Kita yang hadir diharapkan dapat menyuarakan visi kedamaian, dalam situasi yang beberapa tahun lalu kita terbelah-terbelah. Berdamai saja lah bersatu saja lah karena kita sesama bangsa Indonesia dan kita menghadapi tantangan yang lebih besar lagi ke depan. Kalau tidak satu tidak damai sulit kita membangun,” apalagi dalam menyambut tahun Politik.
Dalam hal ini Pesantren Gontor sebagai institusi Pondok Pesantren tidak berpolitik praktis. Hal itu sudah menjadi prinsip dari Pondok Pesantren Gontor “Di Atas dan untuk Semua Golongan”. Pondok Pesantren Gontor sebagai institusi tentu tidak berpolitik secara praktis, apalagi dikaitkan dengan Pondok Pesantren Gontor, jadi pesantren Gontor netral politik, netral partai politik, netral sikap politik dan harapannya Capres maupun Cawapres untuk tidak berkunjung ke Pondok Pesantren Gontor dalam kaitannya dengan kampanye politik praktis. Bagi para santri Pondok Pesantren Gontor, lanjutnya, sejak awal ditanamkan sifat ke-Indonesiaan dalam kehidupan sehari-hari tanpa dibeda-bedakan latar belakangnya, para guru, santri dan alumni Pondok Pesantren Gontor tidak terikat secara eksklusif dengan organisasi ini, tetapi mereka tetap bebas menjadi anggota organisasi lain. Hal ini mengingat Pondok Pesantren Gontor tidak berafiliasi kepada golongan manapun dan tetap berprinsip “Berdiri di atas dan untuk semua golongan”.’ Dengan harapan Para alumninya diamanati untuk menjadi perekat umat di tengah-tengah masyarakat.
Menurut Hidayat Nur Wahid sebagai Ketua Badan Wakaf Pondok Gontor yang juga Wakil Ketua MPR menyatakan bahwa para capres silakan datang ke pesantren lainnya yang memungkinkan mendapatkan dukungan praktis,” ujarnya Meski Gontor tidak berpolitik, selain itu beliau menegaskan Gontor tetap mendidik masyarakatnya tidak buta politik, bahkan memberikan kebebasan santrinya untuk aktif dalam kegiatan keormasan, LSM, termasuk terjun ke partai politik.
Dengan demikian para alumni tetap dituntut secara moral mempertahankan ukhuwah islamiyah di tengah masyarakat dalam golongan mana pun berada. Dengan terbebasnya Pondok Pesantren Gontor dari muatan politis dan kepentingan golongan, jiwa keikhlasan dalam belajar dan mengajar dapat mengakar di jiwa para santri dan guru serta alumninya.
Dengan jalan demikian, setelah jadi alumni Pondok Pesantren Gontor, mereka bebas memilih paham, aliran, golongan, partai, tanpa mengurangi prinsipnya sebagai seorang mukmin-mukminat. Semoga Pondok Pesantren Gontor tetap istiqomah dan komitmen serta tetap berpegang teguh dengan falsafah, tujuan dan misinya sampai akhir zaman sebab Pondok Pesantren Gontor sudah diwakafkan kepada Ummat Islam, semoga menjadi panutan atau contoh bagi pondok pesantren alumni dan pesantren lainnya.
Sumber : Muhammad Ihsan Dacholfany
(Wakil Rektor UM Metro dan Staf Ketua MUI Kota Metro Lampung)
2 thoughts on “Pondok Pesantren Gontor , Tidak Berpartai”
Comments are closed.