Lampung Timur , Korel.co.id –Tidak lebih 1 tahun ke depan tepatnya tahun 2020 adalah tahun politik, saat Pilkada Lampung Timur, Kinerja partai politik, diseminasi informasi publik, kesertaan pemilih, dan sebagainya dikupas saat Diskusi. Minggu,13 Oktober 2019. dengan Pengurus jajaran LSM Gerakan Independen Pemberantasan Korupsi (GIPAK), Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), SPRI & AJOI Lampung timur.

Saat Di Temui di kediaman Ketua LPAI,
Salah satu yang mengemuka dalam diskusi dengan tema “Deklarasi Cerdas Memilih” kondisi partai politik di Indonesia khususnya di Lampung Timur, berada dalam tahap krisis kepercayaan dari masyarakat.

Padahal, partai politik adalah kendaraan paling penting dalam proses keterpilihan seorang calon Kepala Daerah & Wakil kepala daerah, Benar ada jalur independen sepertinya lebih efektip, ambil contoh Satono kandidat kepala Daerah saat itu mengambil dari jalur ini, alhasil Satono terpilih dengan suara terbanyak,

Lebih lanjut Diskusi para Aktipis ini, menyatakan,”
Partai politik banyak menuai kritik karena hanya berfungsi dalam aktivitas merebut, pertahankan, dan membagi kekuasaan. “Partai hanya hidup saat pemilu, pilkada, kongres, munas, dan kegiatan partai yang lainnya,” kata Arip salah satu Aktipis tersebut

Masih ditempat yang Sama Aktipis LPAI Rini Mulyati,
mengatakan, wajah politik di Indonesia khususnya di Lampung Timur saat ini menunjukkan, makin demokratis. Akan tetapi, partai politik makin pragmatis dan pemilih makin apatis,
Bagaimana dengan menjadi golongan putih? Dia bilang,  golput tidak pernah menjadi solusi dan golput tidak akan menang pada Pemilu.

Menurut Rini tren partisipasi masyarakat cenderung menurun sejak Pemilu 1999 sampai Pemilu 2019 Salah satu penyebabnya informasi yang kurang dari para kandidat, ujar Rini.

Ketua SPRI Heriza Antomi, mengatakan, seharusnya KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pilkada dan Pemilu di sana, mereka harus pandai meyakinkan masyarakat.
“Masyarakat saat ini cenderung bosan dengan sesuatu berkaitan dengan pemilu baik pemilihan anggota legislatif, Pemilu Presiden, maupun pemilihan kepala daerah,” kata Heriza

Terkait tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Lampung Timur menurut Ketua AJOI Lampung Timur Apriansyah mengatakan, pada tahun 2015 sekitar 59,43 persen dan cenderung menurun dari Pilkada Lampung Timur 2010 yang sebesar 60,23 persen.

Pilkada serentak 2020 merupakan gelombang ketiga atau terakhir. Pada 2024 nanti akan digelar berbarengan dengan pemilihan anggota legislatif dan Pemilu nasional. Oleh karena itu partisipasi Masyarakat terhadap Partai Politik sangatlah rendah, apalagi adanya gelombang unjuk rasa yang dilakukan oleh Masyarakat & mahasiswa yang menyebabkan rendahnya pandangan masyarakat terhadap Partai Politik, oleh karena itu Masyarakat khususnya Lampung Timur mengharapkan Salah satu calon Kepala Daerah nya bisa mengambil dari jalur independen bukan dari partai politik seperti contoh Satono beberapa waktu lalu sehingga apabila terpilih nanti Partai Politik tidak akan melakukan penekanan terhadap Pemimpin yang mengambil dari jalur independen ini. Tegas Apriansyah.

 

Laporan wartawan Ardi

Loading

Tinggalkan Balasan