
Gambar diam dari video, yang dirilis oleh kementerian pertahanan, menunjukkan rudal balistik antarbenua Yars
Rusia , Korel.co.id — Rusia telah melatih kemampuannya untuk melakukan serangan nuklir “besar-besaran”, kata Kremlin.
Latihan militer itu melibatkan “respons terhadap serangan nuklir musuh”, kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
TV pemerintah menunjukkan bahwa ia menceritakan latihan tersebut kepada Presiden Vladimir Putin.
Latihan ini dilakukan ketika parlemen Rusia mendukung penarikan ratifikasi Moskow atas perjanjian global yang melarang semua uji coba hulu ledak nuklir.
Baca : Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay Sambut Kedatangan Ganjar Pranowo
Rusia dan Amerika Serikat melakukan simulasi kesiapan nuklir secara teratur – Moskow secara tradisional mengadakannya sendiri menjelang akhir Oktober.
Latihan tahun ini melibatkan “serangan nuklir besar-besaran oleh pasukan ofensif strategis dalam menanggapi serangan nuklir musuh”, Shoigu melaporkan kepada Presiden Putin.
Sebuah pernyataan Kremlin mengatakan bahwa “peluncuran rudal balistik dan rudal jelajah” telah dilakukan.
Sebuah rudal balistik antarbenua Yars ditembakkan dari sebuah lokasi uji coba di timur jauh Rusia, dan sebuah rudal lainnya ditembakkan dari sebuah kapal selam bertenaga nuklir di Laut Barents, demikian pernyataan tersebut.
Baca : Mahasiswa Lima Negara Summer Program IIB Darmajaya Belajar Waste Management di Metro
Kementerian Pertahanan Rusia merilis rekaman uji coba tersebut.
Awal bulan ini, Putin mengatakan bahwa Rusia telah melakukan “uji coba terakhir yang berhasil” dari rudal jelajah bertenaga nuklir.
Senjata eksperimental yang pertama kali diumumkan pada 2018 itu disebut-sebut memiliki jangkauan yang berpotensi tak terbatas, tetapi pernyataan Presiden Putin itu belum dapat dikonfirmasi secara independen.
Uji coba terbaru ini akan dilihat sebagai unjuk kekuatan yang bertepatan dengan ratifikasi perjanjian larangan uji coba nuklir internasional oleh Moskow.
Baca : Arogansi Anggota Bawaslu Pesisir Barat Menuai Kritikan
Parlemen telah menyelesaikan pengesahan undang-undang yang menarik ratifikasi Rusia atas perjanjian tersebut pada hari Rabu (25/10/2023).
Putin meminta para menteri untuk mendukung perubahan tersebut untuk mencerminkan posisi Amerika Serikat, yang menandatangani tetapi tidak pernah meratifikasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT).
CTBT, yang disepakati pada tahun 1996, melarang “ledakan uji coba senjata nuklir atau ledakan nuklir lainnya” di mana pun di dunia.
Rusia melancarkan invasi berskala besar di Ukraina pada bulan Februari tahun lalu, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang nuklir.
Baca : Evaluasi Kabupaten Layak Anak, Mesuji Targetkan Tahun Depan Naek Peringkat
Pada bulan Juni, Rusia menempatkan sejumlah senjata nuklir taktis di Belarus. Putin mengatakan pada sebuah forum bahwa senjata-senjata tersebut hanya akan digunakan jika wilayah atau negara Rusia terancam.
Pemerintah AS mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa Kremlin berencana untuk menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Ukraina.
Sumber : https://www.bbc.com/news/world-europe-67222213
One thought on “Latihan Militer Rusia ‘Serangan Nuklir Besar-Besaran Oleh Pasukan Ofensif Strategis Dalam Menanggapi Balasan Musuh’.”
Comments are closed.