Lampung, korel.co.id — Pemerintah Provinsi Lampung melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda), menggelar sharing pengetahuan tentang Kota Cerdas atau Smart City 4.0 dengan menghadirkan sumber Fritz Akhmad Nuzir yang akrab di sapa Mas Fran.

Kegiatan berlangsung di ruang rapat Balitbangda Provinsi Lampung, yang dibuka langsung oleh Kepala Balitbangda Hamartoni Ahadis dan dihadiri para jajaran, perwakilan OPD Provinsi Lampung. Jumat, 28 Februari 2020. Dalam agenda itu, usai pemaparan materi yang disampaikan Mas Fran, dilanjutkan sesi dialog dan tanya jawab.

Dalam pemaparan Fritz Akhmad Nuzir bahwa, Kota Cerdas berawal dari perkembangan dunia teknologi, hingga saat ini teknologi hadir sebagai kebuhtuhan. Definisi Kota Cerdas atau Smart City itu apabila ada sebuah investasi pengelolaan sumber daya manusianya dan infrastruktur menjadi komponen yang harus mengaplikasikannya dengan baik.

Termasuk pengelolaan sumber daya alam yang potensi. Semua hal saling bersinergi dalam rangka memberikan manfaat bagi masyarakat atau penduduknya.

“Bagaimana semua bersinergi dalam sebuah komponen membangun kota cerdas juga didalamnya membangun atau meningkatkan ekonomi masyarakat, sampai pada pemberdayaan lingkungan hidup dan raung publik yang menjadi hak bagi penduduknya,”ujarnya.

Mas Fran melanjutkan, berbicara industri 4.0 dan sektor prioritas, termanfaatkan dengan baik yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.

Industri 4.0, kalau mengarah ke level ini, sebenarnya adalah inovasi yang menuju pada perubahan dengan memberikan efek besar terhadap dunia dan tata cara kehidupan, sampai dengan meningkatkan perekonomian dan kualitas kehidupan secara signifikan.

“Contoh kecil, dulu kita mau transfer uang hanya bisa lewat ATM dan teller Bank, sekarang sudah banyak tempat link untuk mentransfer dan penarikan uang dimana saja, selama terhubung dengan jaringan internet, sampai dengan sistem M-Banking. Bahkan kita bisa mengontrol aktifitas keuangan diaman saja, kapan saja.
Pada dasarnya, era industri 4.0 akan mengubah hampir sebagian besar hidup manusia,”ujarnya.

“Dari sekarang persiapkan kualitas SDM dalam penggunaan teknologi digital. Dengan memulai mendigitalisasikan semua peluang usaha, bisnis dan segala yang tentunya dapat mengembangkan semua hal positif dan berdaya saing sampai pada perluasan jaringan usaha bisnis,”imbuh Mas Fran.

Mengarah pada konsep Kota Cerdas atau Smart City sesuai era-nya dan apa saja yang dibutuhkan sebuah kota.?

Dipaparkan singkat Mas Fran, sebuah Kota itu ada beberapa aspek penunjang yang penting dan memang menjadi kebutuhan sebuah Kota, yakni Ruang Publik, Transportasi Inklusif dan Circular Ekonomi (RTC).

Pertama adalah adanya Ruang Publik yang terdiri dari ruang Kreativitas Komunitas, Area Hijau, Rekreasi Keluarga dan ruang aktivitas sosial. Kedua, adanya Transportasi Inklusif terdiri dari ruang untuk pejalan kaki, Tempat Pengelolaan Sampah Kota, Angkutan Umum dan Transportasi Inklusif.

Lalu yang ketiga, adanya Circular Ekonomy terdiri dari Objek Wisata Unggulan, Ekonomi Kreatif dan Masyarakat Edukatif. Circular Ekonomi adalah konsep alternatif dari ekonomi linear (produksi, penggunaan, pembuangan) yang bertujuan untuk menggunakan potensi setiap material semaksimal mungkin serta untuk memulihkan material yang telah sampai pada usia akhirnya.

Konsep “Smart City“ pada umumnya adalah sebuah kota yang mampu mengelola dan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki seperti sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya lainnya sehingga warganya dapat hidup nyaman.

“Smart City didefinisikan sebagai kota yang mampu menggunakan sumber daya manusia, modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat,”ujarnya.

Konsep ini, kata Fran, akan terpenuhi apabila kota tersebut sudah mampu untuk mengelola sumber dayanya secara berkelanjutan menggunakan sistem terintegrasi serta memiliki infrastruktur dasar yang terpenuhi seperti air, listrik, sanitasi limbah, keamanan, pemanfaatan teknologi informasi dalam kehidupan, baik pemerintahan maupun masyarakat dan transportasi yang efisien sehingga dapat meningkatkan mobilitas masyarakat.

Dalam konsep ini ada beberapa indikator dasar yang harus dipenuhi dalam mewujudkan Smart City yaitu masyarakat penghuni kota smart people, smart economy, smart governance, smart living, smart envoronment.

Dengan mampu menerapkan atau memenuhi salah satu dari beberapa indikator tersebut diharapkan sebuah Smart City dapat membantu menyelesaikan masalah perkotaan, seperti transparansi dan partisipasi publik, keamanan, kemudahan transportasi publik, data dan informasi yang terpenuhi.

Konsep Smart City juga menerapkan lingkungan yang lebih lestari, karena konsep pengaturan limbah dan pengelolaan air yang lebih maju.

“Salah satu penerapan dari Smart City adalah penerapan smart governance yang bertujuan agar adanya pemerintahan yang transparan, kemudahan partisipasi publik dan informatif,”jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Balitbangda, Hamartoni Ahadis menyampaikan, kegiatan ini sebenarnya sudaj menjadi agenda rutin. Litbang sendiri suatu Badan yang tugasnya riset dalam perencanaan sebuah program pembangunan di daerah Kabupaten/Kota yang ada di Lampung.

Maka dalam agenda ini dilaksanakan dengan tema yang berbeda – beda, yang nantinya ada masukan – masukan yang dijadikan suatu program di padukan dengan prioritas pembangunan 2019-2024.

Hal yang disampaikan Fritz Akhmad Nuzir, mengenai Kota Cerdas atau Smart City. Menurut Hamartoni bahwa, poin – poin yang disampaikan cukup banyak kisi – kisi bagaimana menciptakan dan melaksanakannya dengan mensinergika semua potensi yang ada di setiap daerah.

Sebenarnya, konsep Smart City bukan hal yang baru. Provinsi Lampung juga telah ada konsep itu “Smarts Province” dan memang ketertinggalan. Konsep ini, semuanya harus terkoneksi dan terintegritas dari setiap wilayahnya dari Provinsi, Kota/Kabupaten dan daerah dibawahnya.

“Bicara konsep ini, tidak hanya soal smart peoplenya tetapi juga bagaimana sistem govermentnya dan hal lain yang menjadi syarat didalamnya. Tentunya hal ini satu persatu dilakukan dalam menciptakannya dan tentunya semua Kabupaten/Kota pun mulai melakukan hal ini,”ujarnya.(lampungsai.com/red)

 

Loading

Tinggalkan Balasan